Sunday, August 29, 2010

Ucapan Imam As-Syahid Hassan Al-Banna - Sempena Ramadhan (Siri 2)

Pada kesempatan ini, Ikhwan sekalian, saya akan meringkaskan untuk Anda semua pandangan-pandangan saya tentang kitab Allah swt., dalam kalimat-kalimat ringkas. Wahai Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah swt. dan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk Al-Qur’an ada empat:


1. Perbaikan Aqidah
Anda mendapati bahwa Al-Qur’anul Karim banyak menjelaskan masalah aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya tertanam sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa mengambil manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah swt. adalah Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian keyakinan kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja yang telah dlkerjakan dan ditinggal kannya. Wahai Akhi, jika Anda mengumpulkan ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur’an, niscaya Anda mendapati bahwa keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga Al-Qur’an.

Allah swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah; “Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; kerana itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 21-22)

Wahai Akhi, setiap kali membaca surat ini, Anda mendapati kandungannya ini melintang di hadapan Anda. Allah swt. juga berfirman dalam surat Al-Mukminun, “Katakanlah, Kepunyaan siapa-kah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka apakah kalian tidak ingat?’ Katakanlah, ‘Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka apakah kalian tidak bertaqwa?’ Katakanlah, ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?’ Sebenar-nya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.” (Al-Mukminun: 84-90)

Allah swt. juga berfirman di surat yang sama; “Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.” (Al-Mukminun: 101-103)

Allah swt. juga berfirman; “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, ‘Mengapa bumi (jadi begini)?’ Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Kerana sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Az-Zalzalah: 1-8)
Allah swt. berfirman; “Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu?” (Al-Qari’ah: 1-3) Dalam surat lain Allah berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui.” (At-Takatsur: 1-4)

Wahai Akhi, ayat-ayat ini menjelaskan hari akhirat dengan pen-jelasan gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.

2. Pengaturan Ibadah

Anda juga membaca firman Allah swt. mengenai ibadah. “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (Al-Baqarah: 43)

“…diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian.” (Al-Baqarah: 183)

“…mengerjakan haji adalah kewa-jiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Ali-Imran: 97) Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh: 10)

Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai ibadah.

3. Pengaturan Akhlak

Mengenai pengaturan akhlak, wahai Akhi, Anda biasa membaca firman Allah swt. “Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.” (Asy-Syams: 7-8)

“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d:11)

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang sabar kerana mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu),’ maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 19-24)

Wahai Akhi, Anda mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran dalam kitab Allah swt. dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela sangatlah keras. “Dan orang-orang yang memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam).” (Ar-Ra’d: 25)
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi” (Al-Baqarah: 219),
Inilah peraturan-peraturan tersebut, Ikhwan sekalian, sebenarnya, peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia, kerana di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka Anda mendapati makna-makna ini jelas “Seperempat Juz Khamr” dalam Al-Quran yang diawali dengan lebih dari dua puluh lima hukum praktis: tentang khamr, judi, anak-anak yatim, pernikahan laki-laki dan wanita-wanita musyrik, haid, sumpah, ila’, talak, rujuk, khuluk, nafkah, dan hukum-hukum lainnya yang banyak sekali Anda dapatkan dalam seperempat juz saja. Hal ini kerana surat Al-Baqarah datang untuk mengatur masyarakat Islam di Madinah.

Ikhwan tercinta, hendaklah Anda semua menjalin hubungan dengan kitab Allah. Bermunajatlah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah saya sebutkan ini, kerana itu akan memberikan manfaat yang banyak kepada Anda, wahai Akhi. Insya Allah Anda akan mendapatkan manfaat darinya.

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.

0 comments: