Thursday, January 21, 2010

Deklarasi DR. Muhammad Badi’ sebagai Mursyid Am Ikhwanul Muslimin ke-8

Mekkah, 16-01-2010

Di tengah kehadiran insan media yang tumpah ruah; Ustadz Muhammad Mahdi Akif mursyid Am Ikhwanul Muslimin ketujuh mengumumkan terpilihnya DR. Muhammad Badi’ Sami sebagai Mursyid Am Ikhwanul Muslimin kedelapan

Ustadz Muhammad Mahdi Akif menegaskan dalam sambutannya pada saat konferensi pers yang diadakan pada siang hari tanggal 16-01-2010 pengumuman nama dari mursyid Am Ikhwanul Muslimin kedelapan – bahwa Ikhwanul Muslimin memiliki platform yang jelas dalam melakukan reformasi dan perbaikan yang kontinyu terhadap manhaj dan platformnya serta sikap dalam mengembangkan berbagai pandangan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi dari berbagai sikap dan pandangan-pandangan, memiliki sikap fleksibilitas yang tidak bertentangan dengan tsawabit dan tidak bertolak belakang dengan prinsip-prinsip diyakini oleh jamaah, dan menyadari bahwa mereka akan tetap dalam kondisi baik-baik dan tetap menerima masukan-masukan konstruktif.

Sebagaimana beliau juga menyeru kepada jamaah Ikhwanul Muslimin untuk tetap berpegang teguh pada prinsip dan dakwah mereka, dan mennggenggamnya dengan erat-erat (seperti orang yang sedang menggigit dengan gigi gerahamnya), tidak ragu-ragu atau mundur saat berhadapan dengan penindasan dan kezhaliman yang mengekang kebebasan mereka, terhadap perang tidak adil atas mereka, pembatasan atas ruang kerja dan mata pencaharian mereka, serta distorsi yang tidak keji terhadap dakwah dan simbol-simbol mereka.

Pada sisi lainnya, Dr Mohammad Badi’ Mursyid Am Ikhwanul Muslimin terpilih kedelapan mengatakan: “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada guru dan pembimbing kami serta akhina al-Karim Muhammad Mahdi Akif, sebagai Mursyid Am Ikhwanul Muslimin ketujuh, yang telah memimpin bahtera ini di tengah badai dan ombak yang begitu keras, menghadapi banyak hambatan, dan telah menghadirkan teladan yang baik bagi semua pemimpin dan pejabat dalam sebuah pemerintahan, lembaga dan partai dengan penuh tanggungjawab dan amanah, dan menyerahkan kepemimpinan setelah melewati satu dekade, seakan tidak ada kata dan bahasa yang cocok untuk diungkapkan kecuali luapan kecintaan dan penghargaan yang mendalam kepada mursyid kita sebelumnya, tidak ada kata dapat kami haturkan kecuali: “Jazakallah Khairan wa atsaba bifadhlihi tsawaba shiddiqin” (Semoga Allah memberikan balasan terbaik dan memberikan ganjaran melalui karunia-Nya dengan pahala orang-orang yang shiddiqin).

Beliau juga mengisyaratkan bahwa Ikhwanul Muslimin meyakini adanya tahapan dalam melakukan reformasi, dan hal tersebut tidak dapat dicapai kecuali dengan cara damai dan konstitusional yang didasarkan pada dialog, persuasi dan tidak ada paksaan; karena itu mereka menolak akan kekerasan dan mengutuk semua bentuk kekerasan baik yang dilakukan oleh pemerintah atau perorangan, kelompok atau lembaga.

Beliau juga menegaskan bahwa Ikhwanul Muslimin selamanya tidak akan menjadi penentang rezim yang berkuasa, meskipun sebagian pemerintah selalu melakuakn diskriminasi terhadap mereka, menyita harta dan mata pencaharian mereka dan terus melakukan penangkapan terhadap jiwa mereka, namun Ikhwanul Muslimin juga tidak akan pernah ragu untuk mengungkap korupsi dan kerusakan yang terjadi di segala bidang, tidak akan pernah terlambat dalam memberikan saran dan nasihat, memberikan kritikan dan saran untuk keluar dari krisis yang terjadi bertubi-tubi terhadap bangsa dan negara kita, dan berusaha membina putra dan putri bangsa untuk memiliki moralitas dan kebajikan serta bermanfaat bagi orang lain, dan semua ini adalah untuk kepentingan tanah air, warga dan lembaga-lembaga negara.

0 comments: