Tuesday, May 15, 2007

Ibu, Rindu Ini Melangit Tinggi



"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)kepada kedua orang ibu bapaknya,Ibunya telah mengandungnya Dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,...."(QS Luqman : 14)

ibu, malam ini tiba-tiba saja aku mengingatmu dengan utuh. Gurat syahdumu, tulus senyummu bahkan gaya berceritamu di masa kecil. Tiba-tiba saja bayangan sosok anggunmu dengan sorot mata penuh cinta hadir dalam jeda yang panjang kemudian menghilang. Sedang apakah saat ini ibu? Membaca buku? Tadarus Al-Qur'an? Menonton televisyen atau ah entahlah, aku tidak yakin apa yang sedang ibu kerjakan saat ini. Mungkin juga ibu tengah bersiap di peraduan. Malam sudah akan beranjak. Tidur ibu selalu awal. Itu yang kutahu. Ah, semoga ibu baik-baik saja.

ibu, mata ini sudah dari tadi berkabut. Orang-orang yang lalu lalang tak lagi aku pedulikan. Pandangan ini bahkan telah samar. Bening air mata mungkin sebentar lagi luruh. Aduh, mengapa lama sekali petugas itu memanggil dan menyerahkah ubat yang akan aku tebus. ibu, aku takut.

ibu, betapa aku ingin menujumu detik ini juga. Merengkuh banyak kekuatan yang seringkali engkau persembahkan ketika masalah tengah menghadang. Memetik bulir-bulir kedamaian yang selalu kau hunjamkan teguh ke kedalaman jiwa. "ibu yakin, Allah pasti memberikan jalan atas masalahmu. Allah tahu batas kemampuanmu. Ia sudah menakarnya. Kamu yang harus yakin."

ibu, betapa bahagia jika saat ini engkau nyata di hadapanku, inginnya aku bersimpuh di pangkuan dan meneguk percik-percik pinta yang kau senandungkan sempurna kepada Allahu Rabbuna. "Semoga anak ibu jadi anak yang soleh, pintar dan mendapat pendamping hidup yang solehah", "Semoga kamu, nak, sehat dan diberikan rezeki yang berkat".

ibu, sungguh gembira tak terkira bila kau ada di sini sekarang, hingga dengan bebas aku meminta kesediaanmu untuk membaluri jiwa dengan param hangat doa-doa ikhlasmu hingga ketenangan itu menjulang. ibu betapa ingin ku raih itu semua sekarang juga. Dada ini ibu, seperti diterjang beribu gempa.

Tahukah ibu, kekadang aku terasa kesempitan..namun ku mengharapkan doa dari seorang ibu....

ibu, kecemasan ini begitu kental. Aku merasakannya sekarang perkataan ibu di waktu lalu. "Nak, jangan buat ibu cemas, hati ibu seperti belah ketika kau belum datang juga, lain kali telefon jika akan menginap", "Nak, makanlah, agar sakitmu segera sembuh, ibu tak bisa tidur melihatmu berbaring lemah, ibu cemas nak, sungguh!". Duh ibu, aku tahu khawatir itu saat ini.
ibu, seperti ucapanmu bahwa do'a seorang ibu seperti tuah, seperti biasa, selalu ampuh. Maka aku memohon kepadamu, doakan agar amanah Allah yang tengah ku lalui ini baik-baik saja. Pintakan kepada Allah, semoga kita semua di rahmati Allah....

Aku sayang ibu. Sungguh. Meski aku tahu sayang ini hanya seujung kuku dari bentang cakrawala cinta terindahmu. Meski sangat nyata rindu ini hanya setitik kecil di samudera penantianmu. Meski sangat jelas, ingatan kepada ibu bukanlah apa-apa dibanding semua yang ibu lakukan. Pengorbanan, ketulusan, kasih sayang, sujud-sujud ibu, bahkan air mata kesedihan. Tak tertebus. Tanpa batas. Semoga Allah sahajalah yang membalas itu semua. Syurga.

ibu, sudah berapa lama kita tidak bertemu. Rindu padamu ibu, membumbung tinggi. ibu, perkenankan aku bersimpuh dari jauh. Dalam gundah. Dalam lelah. Di setiap detik tak tentu. Serta dalam degup yang menderu. Ingin kusampaikan untai kata ini di gendang telinga mu "ibu, rindu ini melangit tinggi!"

0 comments: