Sunday, June 04, 2006

Keutamaan Menghafal Al Quran

Banyak hadith Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghafal Al Quran, atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong darisesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadith yang diriwayatkan oleh IbnuAbbas secara marfu`:
"Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuhyang mauh runtuh " 1

Dan Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yangmempunyai keahlian dalam membaca Al Quran dan menghafalnya, memberitahukan kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain.Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata:

Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al Quran-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW : “Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hafal, hai fulan?” ia menjawab: aku telah hafal surah ini dan surah ini, serta surah Al Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya:Apakah engkau hafal surah Al Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda:

“Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari AlQuran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi denganminyak kasturi, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudia ia tidur –dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Quran— adalahseperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak kasturi " 2

Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati-pun, Rasulullah SAW mendahulukan orang yang menghafal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya, seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud. Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah para penghafal Al Quran dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya,karena dengan hafalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugas itu. Di antarasahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yangterkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik.

Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah(kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orangitu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku,redhailah dia, maka Allah SWT meredhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu:bacalah dan teruslah naiki (darjat-darjat surga), dan Allah SWT menambahkan darisetiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan " 3

Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghafal dan ahli Al Quran saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah Al Quran.Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari,kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan didunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran” 4

Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk menghafal dan mempelajari Al Quran semenjak kecil. Dan dalam hadith terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk menghafal Al Quran semenjak kecil.
Ibnu Mas`ud berkata:


“Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari Kitab Allah SWT ” 5

Dan pengertian kata “ashfaruha” adalah: yang paling kosong dari kebaikan dan berkah. Al Munziri meriwayatkan dalam kitab At Targhib wa At Tarhib dengan kata: “ashghar al buyut” dengan ghain bukan fa. Dan maknanya adalah: rumah yang palinghina kedudukannya, dan paling rendah nilainya.

1- Hadith diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata: hadith ini hasan sahih.
2- Hadith diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadith hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaan 2126), dan dalam sanadnya ada `Atha, Maula Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpercaya kecuali oleh Ibnu Hibban.
3- Hadith diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadith hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia menilainya hadith sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi (1/553).
4-Hadith diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilanya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadith ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad
Darimi dalam Sunannya (3257), penj.
5-Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Mas`ud secara Mauquf. Ia berkata: sebagian mereka
memarfu`kannya, demikian juga dikatakan oleh Adz Dzahabi (1/566).


(dipetik dari Menghafal Al-Quran -Yusof Qaradawi)

0 comments: